Agen Bola Piala Dunia 2018 - Gema dentuman bola yang dihentak Francesco Marino buat jiwa sang putri, Sitha Dewi Marino, bergetar. Hatinya berguncang setiap saat memantulkan bola, perasaan itu seperti candu yang senantiasa memaksa gadis kelahiran Denpasar itu kembali pada lapangan.
Sitha telah mengetahui basket mulai sejak masih tetap duduk di bangku sekolah basic. Dalam perjalanannya, dara berumur 18 th. itu menjumpai banyak kendala, satu salah satunya yaitu pandangan skeptis dari beberapa orang di sekitaran.
Bakatnya tidak sempat jadi yang paling menonjol didalam tim, namun kemauan Sitha bagi menunjukkan diri tidak sempat padam. Bermula dari pemain yang di pandang remeh, Sitha saat ini dapat membusungkan dada karna sukses menembus level profesional dengan club Teman dekat Semarang.
" Dahulu ada sesorang yang sempat berkata bila saya akan tidak mungkin saja dapat berkembang di basket. Bakat saya ada, namun akan tidak sempat dapat menonjol, " tutur Sitha pada Agen Bola Piala Dunia 2018.
" Perkataan itu senantiasa saya ingat hingga sekarang ini. Bukanlah satu pengucapan yang buat saya jatuh, namun malah jadi motivasi, " sambung pebasket yang hoby memasak itu.
Basket bukanlah sekedar hanya berolahraga untuk Sitha. Lebih dari itu, basket jadi wadah Sitha temukan jati diri.
Tingkah laku Sitha yang termasuk bandel membuatnya dijauhi rekan sepantarannya saat itu. Tetapi, sesudah mengetahui basket, Sitha malah jadi lebih gampang bergaul.
" Basket itu seperti telah jadi hidup saya. Bila tidak bermain basket malah jadi jadi bingung karna berolahraga ini banyak mengajarkan hal perlu dalam kehidupan seperti kedisiplinan, " papar Sitha Dewi Marino.
Terjun ke Profesional
Titik balik perjalanan karir Sitha berlangsung waktu dianya dipilih masuk dalam scuad DBL All-Star 2016 yang pergi ke Amerika Serikat. Terlebih dulu tidak sempat terpikir dalam kehidupan alumnus SMA Soverdi Turban itu kalau basket dapat membawanya memijakkan kaki di Negeri Paman Sam.
Lewat DBL All-Star 2016 juga bakat Sitha Marino tercium Kampus Pelita Keinginan yang memberikannya beasiswa. Bagi pertama kalinya dalam kehidupan, Sitha mengambil keputusan geser dari Bali ke Jakarta serta hidup mandiri tanpa ada orangtua untuk menguber yang diimpikan didunia basket.
Tidak cuma beasiswa, Sitha juga dilirik sebagian club profesional Indonesia. Walau demikian, pengagum berat LeBron James itu tidak menginginkan gegabah memutuskan.
Pertimbangan Sitha tidak terlepas dari keadaan liga basket putri yang belum juga terang di Indonesia. Menurut gadis kelahiran 1999 itu, masa depan pebasket putri di Indonesia masih tetap jauh dari kata menjanjikan.
" Sebenarnya bukanlah tidak mau mempunyai karir jadi pebasket profesional. Saya cinta basket, namun tidak mau jadikan berolahraga ini jadi pegangan hidup, " kata Sitha.
Ketentuan Sitha mulai beralih waktu Dewi Putri Sungging, seniornya di Universita Pelita Keinginan, mengajaknya bermain di club Teman dekat Semarang. Sosok Sungging juga yang buat Sitha percaya pilih Teman dekat Semarang jadi club profesional pertamanya.
" Sungging telah seperti kakak untuk saya yang jauh dari orangtua. Saat dia mengajak bermain di Teman dekat Semarang, awalannya pernah sangsi, namun sesudah dipikir, tak ada kelirunya dicoba, " papar Sitha.
" Pertama-tama pernah canggung karna umumnya mereka bicara bhs Jawa. Tetapi, lama kelamaan saya dapat menyatu dengan tim serta chemistrynya mulai terjadi, " sambungnya.
Sitha mulai kiprahnya dengan Teman dekat Semarang pada seri pertama Srikandi Cup 2017-2018 di Makassar. Sistem bergabungnya Sitha ke Teman dekat juga termasuk mendadak serta cepat karna putri bungsu dari tiga bersaudara itu masuk ke tim di pertengahan pertandingan.
Tidak Menginginkan Ikuti Jejak Kakak
Bila mendengar nama Marino, mungkin saja umumnya orang akan segera teringat dengan aktris peranan, Putri Marino. Ya, Sitha adalah adik dari pemenang Piala Citra 2017 itu.
Kecantikan paras Sitha pasti tidak kalah dari Putri. Tetapi, dunia hiburan serupa sekali tidak menarik ketertarikan Sitha.
" Dunia hiburan kelihatannya bukanlah tempat dimana saya dapat berkembang. Serupa sekali tidak mau menghadap kesana, " tutur Sitha.
" Kehidupan artis itu senantiasa repot. Membayangkannya saja telah capek terlebih terjun di dalamnya, " keluh anak ke-3 dari pasangan Francesco Marino serta Made Rupadmi itu.
Sitha telah mempunyai yang diimpikan beda sesudah lulus kuliah serta tidak aktif di basket. Pebasket bernomor punggung tiga itu menginginkan mulai satu usaha.
" Ada gagasan buka usaha yang beroperasi di sektor makanan. Idenya sederhana saja karna kebanyakan orang perlu makan serta usaha ini akan selalu ada hingga kapanpun, " tutur mahasiswi jurusan Manajemen itu.
Tidak Sempat Dapat Membela Tim Nasional Indonesia
Dibalik semuanya prestasi yang sukses dicapai Sitha selama ini, tersimpan satu yang diimpikan yang mungkin saja akan susah diwujudkan. Membela tim nasional Indonesia tidak juga akan mungkin saja dapat dikerjakan Sitha.
Jauh didalam lubuk hatinya, Sitha menyukai Indonesia. Tetapi, status kewarganegaraan membuatnya tidak mungkin saja dapat membela tim Garuda. Sekarang ini, Sitha berstatus jadi warga negara Italia ikuti sang bapak, Francesco Marino.
Keadaan itu juga yang buat Sitha tidak sempat dapat bermain di level nasional seperti PON, POPNAS, serta POMNAS. Semuanya kejuaraan itu mengharuskan pesertanya mempunyai kewarganegaraan Indonesia.
" Bila di tanya mengenai membela tim nasional, siapa yang tidak mau? Tetapi, kondisi buat saya tidak dapat lakukan itu, " tutur Sitha melansir dari Agen Bola Piala Dunia 2018.
" Terlebih mulai sejak dahulu senantiasa iri lihat rekan-rekan dapat bermain bagi daerah. Kalau dapat tetaplah turut dengan prasyarat serta ketetapan spesial pasti akan tidak saya tolak, " papar Sitha Dewi Marino.
Sitha Marino Adik Bungsu Putri Marino Adalah Seorang Atlet
BalasHapusNi Komang Sitha Dewi Marino, yang lebih dikenal sebagai Sitha Marino permpuan kelahiran 26 Agustus 1999 ini merupakan adik bungsu Ni Luh Dharma Putri Marino atau yang dikenal dengan nama Putri Marino.
Putri Marnio Pemeran Kinan di Serial Web Layangan Putus
BalasHapus